Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Cloud Computing

Pengertian Cloud Computing dan Sejarahnya | Meskipun aslinya kita sudah banyak mendapatkan manfaat dari cloud computing ini sejak lama, tetapi ternyata banyak diantara kita yang belum ngeh benar dengan pengertian -  definisi, dan juga sejarahnya. Beberapa orang juga masih enggan memakai fitur dan segala kelebihan komputasi awan – demikian istilah bahasa Indonesia-nya. Penyebabnya ada beberapa. Tapi yang paling mendasar adalah kualitas dan kecepatan akses internet yang menjadi tulang punggung layanan berbasis cloud computing.

Ok, supaya tidak menambah bingung, mari kita coba cari tahu apa sih cloud computing itu.

Definisi Cloud Computing di Wikipedia dan Menurut Para Ahli

  • Wikipedia.  Di dalam halaman khusus mengenai cloud computing di Wikipedia, kita bisa menemukan definisi sebagai berikut: “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server digunakan bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan data pada komputer atau perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik”.
  • Gartner memberi definisi seperti ini: “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
  • Forester agak berbeda definisinya dengan memasukkan unsur layanan gratis dan berbayar seperti ini:  “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
  • IEEE Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain."

Kalau kita rincikan, kira-kira begini:

Cloud computing adalah kegiatan komputasi yang memberikan layanan jasa gratis atau berbayar dengan menempatkan aplikasi dan data secara permanen di banyak server yang bisa digunakan dan diakses pengguna melalui jaringan internet.

cloud computing

Jadi, komponen cloud computing terdiri dari:

  • server – sebagai penyedia aplikasi dan tempat penyimpanan data.
  • jaringan internet
  • software di sisi server dan sisi pengguna
  • perangkat pengguna -  bisa berupa komputer desktop, laptop, smartphone, atau gadget lain.

Mengapa memakai istilah cloud?

Kata cloud dalam istilah ini merujuk pada internet. Cloud yang berarti awan seringkali diidentikan dengan layanan internet.

Sejarah Cloud Computing

Sejarah cloud computing dimulai pada tahun1960-an, John McCarth seorang pakar komputer dari MIT meramalkan bahwa suatu hari nanti komputerisasi akan menjadi infrastruktur publik layaknya seperti berlangganan listrik atau telepon. Kemudian pada akhir tahun 1990-an, lahir konsep ASP (Application Service Provider) yang ditandai munculnya perusahaan pengolah data center. Selanjutnya pada tahun 1995, Larry Ellison, pendiri Oracle, melahirkan wacana “Network Computing” pasca penetrasi Microsoft Windows 95 yang merajai pasar software dunia pada saat itu. Ide itu menyebutkan bahwa PC tidak perlu dibenamkan software yang membuat berat kinerja dan cukup diganti sebuah terminal utama berupa server. Pada awal tahun 2000-an, Marc Beniof, eks Vice President Oracle melansir aplikasi CRM berbentuk “software as a service” bernama Salesforce.com sebagai penanda lahirnya cloud computing. Tahun 2005, situs online shopping Amazon.com meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), diikuti Google dengan Google App Engine, dan IBM yang melansir Blue Cloud Initiative.

sumber : http://apaadanya-as.blogspot.com/2013/11/cloud-computing.html

Contoh penggunaan cloud computing sehari-hari

Seperti yang saya tuliskan di awal posting ini bahwa kita sadar atau tidak sebenarnya sudah mendapat manfaat dari teknologi cloud computing ini sejak lama melalui komputer dan smarphone yang kita gunakan.

Merujuk pada definisi cloud computing di atas, kita bisa menemukan banyak aplikasi yang sangat bergantung pada ketersediaan akses internet untuk menggunakannya. Ok, bagaimana? Sudah bisa menemukan layanan apa saja itu?

  • email. Layanan email, mau yang gratis atau berbayar, sangat bergantung pada koneksi internet.
  • file hosting. Dengan menyimpan file di layanan file hosting (Google Drive, BOX, dll) kita bisa mengakses file tersebut nyaris kapan saja selama ada koneksi internet, bahkan dari perangkat berbeda.
  • blogging. Kalau anda memiliki blog, mau yang hosting-nya gratisan macam blogger.com atau self hosted macam wordpress.org, pasti sadar kalau tulisan anda berada di suatu tempat yang namanya hosting tadi.
  • jejaring sosial. Ini juga sama, ketika kita update status di Facebook atau Twitter, tulisan tersebut juga tersimpan di server penyedia layanan. Terlebih ketika kita meng-upload foto atau video.
  • aplikasi dan layanan online. Yang paling ramai tentu saja Youtube. Contoh lain dari aplikasi online ini adalah Office Online dari Microsoft yang hanya beda dikit dari Office versi offline. Perbedaan besarnya adalah Office Online itu gratis-tis-tis-tis. Sebelumnya sudah ada Google Docs yang menawarkan kemudahan dan kenyamanan membuat dan menyunting dokumen office secara cloud.
  • dll. Banyak banget saudara-saudara. Sederhananya, semua aplikasi yang butuh internet itu memerlukan teknologi cloud computing.

baca juga: Ini Cara Menggunakan Microsoft Office Online dengan Gratis dan Mudah

Apa yang menghambat Cloud Computing?

Meskipun teknologi cloud computing ini sangat bermanfaat dan kebanyakan gratis, ternyata perkembangannya masih bisa dianggap setengah-setengah. Kog bisa ya? Ya, sebagai teknologi yang relatif masih baru, tentu ada saja yang membuatnya belum matang. Apa saja?

Yang pertama adalah infrastruktur jaringan internet dan harga koneksinya. Terutama di negara berkembang macam negara kita yang mentri telekomunikasinya pernah ngomong ‘buat apa internet cepat’ ini, jaringan internet sebagai tulang punggung cloud computing masih menjadi masalah. Ketika internet tidak stabil, tidak ada jaringan, atau kalaupun ada leletnya minta ampun, tentu kita sebagai pengguna lebih sering dibuat mual dari pada tersenyum puas menggunakannya. Sudah mahal, lelet lagi. Lengkap sudah faktor penghambat yang satu ini.

Yang kedua, dari sisi penggunanya. Berapa orang dari kita yang masih ragu untuk menyimpan file di Google Drive misalnya? Atau seberapa banyak orang yang selalu saja lupa password akun email-nya? Haha…. Kalau lupa itu berarti jarang login. Kenapa jarang login? Karena perangkat untuk mengakses email cuman satu. Artinya? Hehe…. Kita masih gagap dan perlu waktu untuk beradaptasi dengan layanan cloud computing ini.

Ketiga, dari perusahaan pengembang aplikasi mainstream. Meski ini cuman rumor, tapi saya mempercayainya. Coba bayangkan berapa ruginya Microsoft ketika 25% saja dari pengguna Microsoft Office yang pindah ke layanan cloud-nya? Harga aplikasi Ms. Office itu lumayan mahal, lha kalau pada pakai yang gratis? Itu cuman aplikasi untuk Office, kalau aplikasi lain? Perkirakan saja kerugian perusahaan aplikasi lain. Kan? Jadi wajar kalau mereka sedikit menyendat atau menghambat perkembangan cloud computing misalnya dengan tidak mengeluarkan versi online dari aplikasi mereka.

Keempat, kelemahan dari cloud computing itu sendiri. Kecepatan akses internet yang tidak stabil dan merata akan membuat aplikasi berbasis cloud berjalan tidak optimal. Bayangkan misalnya Photoshop itu full online, hmmmm…. bakalan lama dan butuh bandwidth internet yang besar kan? Meski sekarang sudah ada Photoshop CC yang sedikit banyak sudah ber-cloud ria.

Hmmm… sudah dulu ya…. Semoga membantu …. Selamat belajar!

2 comments for "Pengertian Cloud Computing"

Septiano Pratama May 14, 2019 at 11:40 AM Delete Comment
Thank you info tentang cloud computing yang bagus.
Essen Ikan Lele Galatama June 25, 2019 at 8:41 AM Delete Comment
terimakasih untuk informasinya.